Kamis, 08 Mei 2025

Risiko Shadow IT di Perusahaan: Ketika Inovasi Jalan Sendiri Tanpa Pengawasan

 

Dalam ekosistem bisnis digital, dorongan untuk berinovasi sering kali datang lebih cepat dari kemampuan divisi IT untuk merespons. Hasilnya? Muncul fenomena Shadow IT—penggunaan perangkat lunak, layanan cloud, atau aplikasi tanpa sepengetahuan atau persetujuan tim IT perusahaan. Meski awalnya tampak sebagai solusi cepat, praktik ini menyimpan potensi risiko serius yang bisa merusak integritas sistem dan keamanan data.

Apa Itu Shadow IT?

Shadow IT mengacu pada semua bentuk teknologi informasi yang digunakan oleh karyawan tanpa pengawasan resmi dari tim IT. Contohnya termasuk penggunaan sistem aplikasi pengelolaan dokumen pribadi untuk berbagi dokumen pekerjaan, pemakaian freemium tools atau mendaftarkan akun uji coba software tanpa prosedur pengadaan resmi.

Penyebab Shadow IT Terjadi

Fenomena ini seringkali bukan karena niat buruk, tapi karena kebutuhan operasional yang mendesak. Karyawan mencari solusi yang cepat, mudah diakses, dan familiar, terutama jika merasa sistem internal terlalu lambat atau rumit. Sayangnya, tanpa validasi dari tim IT, solusi ini bisa jadi tidak aman, tidak kompatibel dengan sistem perusahaan, atau justru menyimpan celah bagi kebocoran data.

Risiko Nyata Shadow IT

1. Kebocoran Data Sensitif

Banyak aplikasi pihak ketiga tidak memiliki standar keamanan setara sistem enterprise. Ini bisa membuka jalan bagi peretasan atau penyalahgunaan data pelanggan, transaksi, bahkan rahasia dagang.

2. Tidak Ada Audit Trail

Tanpa pencatatan aktivitas di sistem resmi, aktivitas penting tidak dapat dilacak. Ini menyulitkan audit, pelacakan insiden keamanan, atau pemulihan data saat terjadi insiden.

3. Ketidaksesuaian Regulasi dan Kepatuhan

Sektor seperti keuangan dan kesehatan memiliki regulasi ketat soal perlindungan data. Menggunakan aplikasi tanpa persetujuan resmi bisa membuat perusahaan gagal memenuhi standar seperti ISO 27001 atau GDPR.

4. Biaya Tersembunyi dan Redundansi

Penggunaan aplikasi yang tumpang tindih tanpa koordinasi bisa memunculkan biaya langganan ganda, konflik lisensi, atau pemborosan sumber daya cloud.

Cara Mengelola dan Mencegah Shadow IT

1. Tingkatkan Responsif Tim IT

Buat proses pengadaan teknologi yang lebih cepat dan transparan, agar karyawan tidak perlu mencari alternatif sendiri.

2. Lakukan Discovery Secara Berkala

Gunakan sistem endpoint monitoring atau cloud access security broker (CASB) untuk mendeteksi penggunaan teknologi non-resmi.

3. Bangun Budaya Literasi Keamanan

Edukasi karyawan bahwa inovasi bukan berarti harus mengorbankan keamanan. Libatkan tim IT dalam setiap eksperimen teknologi sejak awal.

4. Sediakan Alternatif Resmi yang Andal

Semakin lengkap dan fleksibel katalog aplikasi resmi perusahaan, semakin kecil dorongan untuk menggunakan Shadow IT.

Saatnya Menyatukan Inovasi dan Pengawasan

Shadow IT bukan sekadar pelanggaran prosedur—ia adalah celah nyata dalam keamanan, efisiensi, dan kepatuhan perusahaan. Inovasi tetap penting, tapi harus berjalan berdampingan dengan kontrol dan visibilitas yang memadai. Dengan membangun budaya kolaboratif antara tim IT dan divisi lain, serta menyediakan tools resmi yang relevan dan mudah diakses, perusahaan dapat mengelola inovasi tanpa kehilangan kendali. Karena pada akhirnya, inovasi yang tidak diawasi hanya akan jadi potensi bencana yang menunggu waktu.

Penulis: Irsan Buniardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar