Teknologi yang Terlihat Usang tapi Tetap Vital bagi Kelangsungan Bisnis

Teknologi Lama Bukan Berarti Tak Relevan

Banyak perusahaan terlalu fokus mengejar tren teknologi terbaru dan melupakan bahwa fondasi operasional mereka bertumpu pada sistem-sistem yang mungkin terlihat usang. Padahal, teknologi yang "tidak lagi trending" ini sering kali menjadi penghubung antarsistem, sumber data utama, atau penjamin stabilitas proses bisnis harian.

Contohnya:

A. Sistem on-premise yang tetap digunakan karena kebutuhan keamanan data tinggi.

B. Middleware lama yang menghubungkan sistem ERP, CRM, dan POS.

C. Protokol komunikasi tradisional seperti SMS atau USSD yang masih dominan di sektor rural atau industri dengan keterbatasan konektivitas.

Melupakan atau mengabaikan teknologi-teknologi ini tanpa rencana transisi yang matang bisa menyebabkan ketergantungan yang membahayakan atau bahkan gangguan besar dalam proses bisnis.

Layanan Teknologi yang Sering Dianggap Kuno tapi Tetap Esensial

1. SMS Gateway

Meskipun aplikasi pesan instan merajalela, SMS gateway masih sangat dibutuhkan untuk komunikasi satu arah yang andal—terutama untuk notifikasi transaksi, OTP, atau peringatan darurat. Industri keuangan, logistik, dan layanan publik masih mengandalkannya karena jangkauannya yang luas dan tidak tergantung koneksi internet.

2. Barcode & Scanner Systems

Dalam dunia yang semakin mengenal QR dan RFID, barcode konvensional tetap bertahan karena biaya rendah, kemudahan implementasi, dan kompatibilitas luas. Sistem gudang, toko ritel, dan manufaktur kecil masih menggunakan barcode sebagai standar pelacakan.

3. Sistem POS Tradisional

Meski banyak sistem kasir telah beralih ke cloud-based, sistem POS lokal (terutama yang bersifat offline) tetap relevan untuk bisnis dengan koneksi internet terbatas, seperti toko di daerah terpencil, atau saat operasional tetap harus berjalan di tengah gangguan jaringan.

4. VoIP dan Layanan Panggilan Bermerek (Branded Calling)

Sementara banyak perusahaan berpindah ke live chat atau chatbot, layanan telepon tetap penting untuk transaksi atau komunikasi yang sensitif. Branded calling memastikan kepercayaan dan engagement tetap tinggi saat komunikasi suara diperlukan.

5. FTP & SFTP Server

Untuk transfer data dalam jumlah besar dan berkala, protokol lama seperti FTP/SFTP masih menjadi tulang punggung berbagai sistem TI—terutama untuk integrasi antarperusahaan, bank, atau penyedia logistik.

Mengapa Layanan Ini Tidak Bisa Ditinggalkan Begitu Saja?

1. Stabilitas dan Reliabilitas Terbukti

Banyak layanan ini telah teruji selama puluhan tahun. Mereka mungkin tidak canggih, tetapi andal dan mudah dipelihara. Dalam situasi darurat, sistem "lama" sering kali menjadi penyelamat utama karena tidak rentan terhadap gangguan konektivitas atau bug sistem baru.

2. Biaya Rendah dan ROI Tinggi

Beberapa teknologi seperti SMS atau barcode tetap digunakan karena investasi awal dan operasionalnya lebih rendah dibanding alternatif modern. Ini penting untuk bisnis dengan margin tipis atau beroperasi di sektor dengan perputaran cepat.

3. Adaptabilitas pada Infrastruktur Lama

Tidak semua perusahaan bisa langsung bermigrasi ke sistem digital terkini. Infrastruktur warisan (legacy systems) masih banyak digunakan, dan layanan-layanan tradisional ini mampu beradaptasi tanpa perlu rombak total.

Kapan Harus Ditinjau Ulang?

Tetap menggunakan teknologi lama bukan berarti stagnan. Perusahaan perlu:

A. Menilai efektivitas dan biaya per tahun penggunaannya.

B. Memastikan sistem tetap compliant dengan standar keamanan dan regulasi terkini.

C. Merencanakan phased upgrade jika memang dirasa sistem mulai menimbulkan keterbatasan dalam ekspansi.

Jangan Hanya Ikut Tren, Fokus pada Fungsionalitas!

Dalam dunia teknologi yang terus berubah, keputusan untuk mempertahankan atau mengganti suatu layanan harus berbasis kebutuhan nyata, bukan sekadar dorongan FOMO (fear of missing out). Layanan teknologi yang dianggap ketinggalan zaman belum tentu kehilangan relevansi—justru bisa menjadi tulang punggung yang diam-diam menyelamatkan bisnis Anda dari chaos sistemik.

Penulis: Irsan Buniardi