Meningkatnya ancaman terhadap keamanan data membuat data encryption menjadi salah satu kebutuhan utama operasional bisnis. Namun, tidak semua enkripsi diciptakan sama. Untuk mendapatkan perlindungan secara optimal, penting bagi perusahaan untuk memahami jenis-jenis data encryption dan bagaimana cara kerjanya di berbagai konteks, baik saat disimpan maupun saat ditransmisikan.
Apa Itu Data Encryption?
Secara sederhana, encryption adalah proses mengubah data asli menjadi bentuk terenkripsi agar tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Hanya mereka dengan key (kunci) yang sesuai yang bisa mengakses informasi aslinya.
Keunggulan utama:
Melindungi informasi sensitif dari akses ilegal
Menjaga kepatuhan terhadap regulasi data
Mengurangi risiko kebocoran data dalam sistem internal maupun saat pertukaran data eksternal
Symmetric vs Asymmetric Encryption
Ada dua jenis utama encryption berdasarkan penggunaan kuncinya:
1. Enkripsi Symmetric
Menggunakan satu kunci yang sama untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Cepat dan efisien, cocok untuk data dalam jumlah besar. Namun, jika kunci ini bocor, seluruh sistem bisa terekspos.
2. Enkripsi Asymmetric
Menggunakan dua kunci: public key untuk mengenkripsi dan private key untuk mendekripsi. Lebih aman untuk komunikasi eksternal, tapi membutuhkan sumber daya komputasi lebih besar.
Dalam praktiknya, banyak sistem modern menggabungkan keduanya: data dikirim menggunakan asymmetric encryption, lalu isi komunikasinya diproses dengan symmetric encryption.
Enkripsi At Rest vs In Transit
Enkripsi at rest: data dienkripsi saat disimpan di server, cloud, atau perangkat lokal. Berguna melindungi dari pencurian data fisik atau akses ilegal ke database.
Enkripsi in transit: data dilindungi saat berpindah antar sistem atau perangkat, misalnya saat dikirim via API atau koneksi antar server.
Perusahaan harus menerapkan keduanya untuk menjaga keamanan menyeluruh.
Kesalahan Umum dalam Penerapan Encryption
Banyak perusahaan sudah merasa “aman” hanya karena data mereka dienkripsi, padahal implementasinya bisa keliru. Beberapa kesalahan umum termasuk:
Menyimpan kunci di tempat yang sama dengan datanya
Tidak menggunakan standar algoritma terbaru (outdated encryption)
Tidak menerapkan rotasi kunci secara berkala
Tidak mengenkripsi data backup
Tanpa proses dan pengawasan yang benar, encryption hanya menjadi formalitas, bukan perlindungan nyata.
Jangan Lupakan Pengelolaan Kunci
Key management adalah aspek penting yang sering diabaikan. Perusahaan harus memastikan bahwa kunci tersimpan terpisah dan aman, hak akses terhadap kunci dibatasi, serta adanya sistem untuk mengelola rotasi dan pembaruan kunci secara berkala.
Menerapkan data encryption bukan hanya soal mematuhi regulasi, tetapi tentang menjaga kepercayaan pelanggan, integritas sistem, dan keberlangsungan bisnis. Pastikan perusahaan Anda memahami dan memilih metode enkripsi yang sesuai dengan kebutuhan, serta mendukungnya dengan pengelolaan kunci dan sistem pendukung yang andal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar